Jernih dan Mencerahkan

Biografi Meutia Hatta, Akademisi dan Mantan Menteri Era SBY

1,015

Kinipaham – Biografi dari salah satu putri wakil presiden pertama Indonesia menarik untuk dibahas. Dialah Meutia Hatta, putri sulung bapak proklamator Indonesia Mohammad Hatta. Biar tak penasaran, yuk simak biografi Meutia Hatta.

Biografi Meutia Hatta

Nama lengkap beliau adalah Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono. Salah seorang politisi dan akademisi di Indonesia dengan sederet prestasi. Meutia lahir di Yogyakarta pada Jumat, 21 Maret 1947. Meskipun usianya sudah tak muda lagi, namun semangat beliau masih seperti anak muda. 

Biografi Meutia Hatta.
Biografi Meutia Hatta.

Nama Meutia diambil dari kata Mutiara yang berarti keindahan. Sedangkan Farida dalam Bahasa Arab berarti berharga atau sempurna. Beliau merupakan putri sulung dari pasangan Mohammad Hatta dan Ibu Siti Rahmiati Hatta. Bukan menjadi putri tunggal, Meutia memiliki dua orang adik perempuan yang sama-sama berdedikasi untuk negara Indonesia. 

Meutia menikah dengan Prof. Dr Sri Edi Swasono dan telah dikaruniai 2 orang anak bernama Tansri Yusuf Zulfikar dan Sri Juwita Hanum Swasono.

Sejak kecil, ia selalu diajarkan tentang kesederhanaan oleh sang ayah. Maka, tak heran, Meutia kecil bisa akrab bermain dengan anak-anak seusianya tanpa melihat jabatan orang tua. Diketahui, Ibu Meutia memiliki hobi travelling atau jalan-jalan mengelilingi Indonesia.

Riwayat Pendidikan Meutia Hatta

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Meutia melanjutkan ke Universitas Indonesia (UI). Di sana, beliau mengambil jurusan antropologi sejak 1967 dan rampung pada tahun 1974. 

Masih di universitas yang sama, Meutia berhasil meraih gelar S2-nya pada 1983 dan gelar Doktor pada 1991.

Riwayat Karier Meutia Hatta

Di awal kariernya, Meutia menjadi dosen tetap di jurusan Antropologi Universitas Indonesia, tepatnya pada tahun 1975. Selain itu, beliau juga aktif mengajar di perguruan tinggi yang didedikasikan khusus untuk ayahnya, yakni Universitas Bung Hatta sebagai dosen tamu sejak 1984.

Di tahun yang sama, Meutia juga menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Antropologi sampai tahun 1987.  Pada waktu yang berdekatan, beliau menjabat sebagai Ketua Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Politik UI sampai tahun 1990. Sampai sini, terlihat begitu kental ketertarikannya pada dunia antropologi.

Bukan hanya itu saja, kecintaannya dengan antropologi juga mendorong beliau menjadi pengajar program Pascasarjana Jurusan Antropologi UI sejak tahun 1984. Dua tahun berselang, Meutia diangkat menjadi Ketua Program Pascasarjana Jurusan Antropologi FISIP Universitas Indonesia. 

Pada 2002 hingga 2005, beliau diberi kepercayaan untuk menjadi Ketua Umum Yayasan Hatta. 

Selain dikenal sebagai akademisi, Meutia Hatta juga pernah terlibat langsung di pemerintahan. Kariernya di pemerintahan tentu berkat kemampuan dan kapabilitas yang dia miliki. Tercatat 2 kali Meutia menjadi pejabat di pemerintahan.

Pertama, beliau pernah menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di masa pemerintahan presiden SBY periode pertama (2004-2009) dalam Kabinet Indonesia bersatu.

Pada saat itu, Meutia banyak memberi masukan kepada pemerintah melalui penegakan pemberlakuan UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT). Diketahui, UU ini bertujuan untuk memberikan landasan hukum bagi perempuan agar terbebas dari tindakan kekerasan dalam rumah tangga.

Meutia Hatta. Foto: Antara.

Kedua, Meutia juga pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden tepatnya pada tahun 2010 hingga 2014.

Satu hal yang patut diteladani dari Ibu Meutia adalah tak terbesit dalam pikirannya untuk mengejar jabatan. Baginya, yang paling penting bagaimana ia mampu mengemban dan menjalankan amanat tersebut dengan penuh tanggung jawab.

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.