Kinipaham – Kota Wuhan yang merupakan ibu kota Provinsi Hubei, China, dikabarkan akan mencabut status lockdown pada 8 April setelah dua bulan menerapkan lockdown.
Warga Wuhan diperbolehkan berpergian ke luar kota bila mereka memiliki kode kesehatan warna hijau. Menurut pengumuman yang diedarkan Badan Pengendali Virus Corona China, kode kesehatan hijau menandakan bahwa orang yang bersangkutan tidak melakukan kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi atau dalam pengawasan COVID-19.
Selain Kota Wuhan, kota-kota lainnya di Provinsi Hubei juga akan mencabut status lockdown mulai hari ini, Rabu 25 Maret 2020. Kendati telah mencabut status lockdown, sekolah-sekolah tetap ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Alasan ekonomi
Menurut ANTARA, pencabutan status lockdown diambil pemerintah China lantaran melihat penyebaran virus yang sudah menurun drastis dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya. Selain itu, alasan ekonomi menjadi faktor penting pengambilan keputusan ini.
Lockdown yang diberlakukan Wuhan secara langsung berdampak pada berhentinya perputaran ekonomi selama dua bulan penuh.
Pertempuran menghadapi COVID-19 belum usai
Meskipun telah mencabut status lockdown kota asal penyebaran COVID-19 tersebut, pemerintah China kembali melaporkan pelonjakan kasus penularan. Kantor berita ANTARA menyebut, Negeri Tirai Bambu mencatat 78 kasus baru pada Senin atau meningkat dua kali lipat dibandingkan Minggu. Kasus baru yang dilaporkan Komisi Kesehatan Nasional China mayoritas berasal dari luar negeri.
Beijing menjadi kota yang paling banyak melaporkan kasus COVID-19 dengan jumlah 31 kasus dari luar negeri, Provinsi Guangdong dengan 14 kasus, dan Shanghai dengan sembilan kasus. Total kasus dari luar negeri pada Senin berjumlah 427 kasus.
Baca juga: Indonesia Dihantam Corona, Quraish Shihab: Jangan Pikir Itu Siksa Tuhan
Menanggapi hal tersebut, pemerintah China kini memperketat pembatasan aktivitas di Beijing dan kota-kota besar lainnya. Langkah ini diambil karena pencabutan status lockdown Provinsi Hubei yang merupakan episentrum penyebaran COVID-19 selama dua bulan terakhir.
Pemerintah China juga memperketat pemindaian dan karantina bagi warganya yang baru kembali dari luar negeri, terutama bagi mereka yang berasal dari negara terinfeksi COVID-19. Beijing memberlakukan peraturan bagi setiap orang yang masuk ke kotanya akan menjalani karantina terpusat dan pemeriksaan kesehatan.
Muncul kekhawatiran gelombang infeksi baru
Masih dari ANTARA, Pemerintah China sadar gelombang infeksi baru akan berpotensi mengguncang kestabilan sosial dan ekonomi di Hubei yang akan melepas status lockdown dan memulai kembali pabrik-pabrik yang tutup setelah terisolasi selama dua bulan.
Warga China mengaku khawatir adanya kemungkinan gelombang infeksi baru karena banyak orang yang kembali kerja setelah sebelumnya dikarantina.
COVID-19 bukan hanya menginfeksi manusia tetapi menginfeksi semua sektor ekonomi, mulai dari manufaktur hingga yang paling parah pariwisata. Menyiasati hal ini, pemerintah pusat menjanjikan pinjaman, bantuan, dan subsidi untuk membangkitkan ekonomi nasional yang lesu akibat virus corona. (SFN)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.