Jernih dan Mencerahkan

Twitter Kembangkan Fitur Baru yang Bikin Kaum Pembenci Mati Kutu

129

Kinipaham – Twitter Inc akan menguji coba fitur penyaring konten tweet bermuatan negatif yang ditujukan kepada pengguna melalui reply. Twitter Inc dalam tweetnya pada 5 Mei 2020 mengatakan fitur ini menjadi bagian dari usahanya meminimalisir ujaran kebencian yang berkembang bebas di platform Twitter.

Fitur ini berupa pemberitahuan ketika pengguna akan membalas tweet pengguna lain, bila bahasa yang digunakan berbentuk penghinaan atau penyerangan individu maka akan muncul pemberitahuan bahwa pesan yang ditulis masuk ke dalam kelompok bahasa penghinaan lalu akan menanyakan konfirmasi apakah mau direvisi atau tetap dikirim.

Baca juga: Mengapa Tidak Ada Fitur ‘Edit Tweet’ di Twitter?

Menurut Reuters, Twitter telah lama didesak untuk membersihkan platformnya dari konten ujaran kebencian, selama ini penyaringan hanya dilakukan oleh penggunanya menggunakan fitur “users flagging”.

Sunita Saligram dalam wawancara bersama Reuters mengatakan dia ingin pengguna Twiter untuk lebih memerhatikan dan berhati-hati dalam bercuit, terutama ketika tweet-nya itu masuk ke dalam kategori ujaran kebencian.

“Kami berusaha mendorong orang-orang [pengguna Twitter] untuk memikirkan kembali perilaku dan bahasa [yang digunakan] sebelum mereka memposting karena sering kali pengguna terbawa suasana lalu mereka memposting hal yang akan disesalinya di kemudian hari,” kata Saligram.

Menurut laporan yang dibuat Twitter, dari Januari 2019 sampai Juni 2019 terdapat hampir 396.000 penyalahgunaan akun dan lebih dari 584.000 akun melanggar peraturan penyebar kebencian.

Uji coba ini telah dilakukan dari Selasa 5 Mei 2020 dan akan berlangsung sampai beberapa minggu ke depan. Meski mengatakan sudah mulai berlaku, Tim Kinipaham mencoba untuk melanggar peraturan ujaran kebencian di Twitter, namun belum mendapat pesan pemberitahuan apakah ingin merevisi tweet yang akan dikirimkan atau tidak. (SFN)

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.