Jernih dan Mencerahkan

Starlink, Mimpi Gila Elon Musk Hadirkan Internet Murah Berkecepatan 1 Gbps

243

Kinipaham – Starlink diumumkan ke publik oleh bilioner eksentrik Elon Musk pada Januari 2015 dan diklaim bisa digunakan di kawasan Amerika Serikat dan Kanada pada 2020. Setahun setelahnya, negara lain baru bisa turut menggunakannya.

Elon mengklaim, Starlink yang akan beroperasi secara global dapat memberikan koneksi internet di mana saja dan kapan saja. Berbeda dengan koneksi internet via fiber optik yang hanya bisa digunakan di wilayah coverage-nya, Starlink berbasis satelit sehingga bisa digunakan di mana saja bahkan di tengah lautan luas yang tidak bisa dijangkau koneksi viber manapun.

Baca juga: Mengenal Skandal Snowden dan Tiga Jasa Besarnya untuk Dunia IT

Koneksi internet via satelit bukanlah sesuatu yang baru, tetapi yang membedakan Starlink dari koneksi satelit lainnya adalah biaya dan bandwidth (kecepatan internet) yang ditawarkan. Koneksi internet via satelit rata-rata dipatok di harga US$30 – US$150 per bulan dengan kecepatan antara 12 – 100 Mbps, Starlink pada 2015 mengatakan akan memiliki koneksi hingga 1 Gbps dengan harga $80 – $300 per bulan.

Keunggulan kecepatan Starlink diperoleh dari sistem satelit dan teknologi yang digunakan, ‘armada’ satelit internet tradisional terbesar milik Iridium NEXT hanya berjumlah 82 satelit dengan sinyal frekuensi L-band mengorbit di ketinggian 780 KM dari permukaan laut. Sementara Starlink sampai dengan April 2020 telah memilik 420 satelit dengan sinyal frekuensi K-band yang memiliki bandwidht lebih besar, Starlink mengorbit pada ketinggian 550 KM.

Satelit Starlink yang sudah mengorbit Bumi bukanlah jumlah akhir, Starlink merencanakan memiliki hampir 12.000 satelit untuk mendukung proyek internet globalnya, jumlah fantastis ini masih terbuka untuk ditambah lagi sampai 42.000 satelit. Elon mengatakan jumlah ini untuk menopang low latency agar koneksi internet tetap stabil di mana saja dan kapan saja.

Starlink terakhir melakukan peluncuran pada 22 April 2020, peluncuran selanjutnya dijadwalkan pda 17 Mei 2020, semua peluncuran satelit Starlink akan dilakukan oleh perusahaan lain milik Elon Musk yang bergerak di bidang industri roket, SpaceX dengan roket Falcon 9.

Desain Satelit

Satelit yang digunakan Starlink berjenis Smallsat, satelit jenis ini hanya berbobot 100 Kg sampai 500 Kg, Starlink sendiri hanya berbobot 260 Kg. Dalam sekali peluncuran Falcon 9 membawa 60 unit satelit Starlink, jumlah ini dapat dicapai karena desain Starlink menggunakan teknik origami yang dapat menghemat ruang.

Starlink yang memiliki tugas utama menyediakan koneksi internet dilengkapi dengan empat antena K-band yang dapat diarahkan secara terpusat ke permukaan Bumi agar koneksi internet lebih stabil dan mengurangi biaya operasional.

Panel surya yang digunakan Starlink hanya ada satu panel, keputusan ini diambil dengan harapan satelit Starlink dapat diproduksi dengan cepat serta dapat dilipat ketika akan diluncurkan ke orbitnya. Pertimbangan lain adalah jenis satelit Smallsat tidak memerlukan listrik yang besar.

Mesin yang digunakan satelit Starlink merupakan terobosan terbaru di ilmu roket dunia, sistem pendorong ion (Ion Propulsion Systems) yang berbahan bakar Krypton adalah mesin pendorong tercanggih yang ada saat ini. Mesin ini digunakan untuk bermanuver dan deorbit ketika satelit pensiun.

Autonomous Collision Avoidance adalah sistem yang ditanamkan ke satelit Starlink agar tidak bertabrakan dengan satelit lainnya, sistem ini hasil kerja sama dengan Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang bertujuan untuk meminimalisir human error ketika ‘menyetir’ satelit Starlink.

Calon Pengguna Potensial Starlink

Walaupun Starlink ditujukan untuk pennggunaan secara umum, ada beberapa pihak yang akan sangat terbantu dengan proyek ini antara lain industri penerbangan komersial dan industri kelautan, ada juga orang-orang yang tinggal di daerah terpencil di mana infrastruktur kabel viber tidak dapat menjangkau mereka.

Industri penerbangan dan kelautan dinilai akan menggunakan Starlink karena selama ini ketika pesawat sedang terbang di langit mereka tidak memiliki koneksi internet dengan bandwidth yang besar, koneksi internet yang lambat ini diperparah dengan harganya yang mahal.

Sama halnya dengan pesawat yang terbang di langit, kapal yang sedang berlayar di lautan lepas tidak memiliki koneksi internet yang memadai. JeffHK di channel Youtubenya menjelaskan bahwa koneksi internet yang dapat dipakai di tengah laut sangatlah terbatas dan mahal, mereka menggunakan koneksi satelit untuk tetap terhubung ke internet tetapi hanya bisa untuk chatting tanpa mengirim gambar ataupun membuka media sosial.

Kritikan International Astronomical Union (IAU)

Proyek ambisius Starlink ini tidak luput dari kritik, International Astronomical Union (IAU) mengutarakan kritikannya pada 20 November 2019 setelah mendapat gangguan dari armada satelit Starlink. Kritikan ini dilayangkan oleh IAU setelah melihat hasil pemotretan langit selama 333 detik menggunakan Blanco Telescope di Chili, hasil pemotretan ini dipenuhi dengan garis putih yang tidak lain adalah satelit Starlink.

Satelit yang memiliki bahan metal memang memantulkan cahaya dari Matahari maupun dari Bumi, permasalahan ini menjadi sangat serius bagi IAU karena jumlah satelit yang akan dioperasikan oleh Starlink akan mencapai hampir 12.000 unit, IAU dalam kritikannya kepada Starlink dan Elon Musk berpendapat bila 120 unit satelit (per November 2019) sudah mengganggu pemotretan langit maka 12.000 unit akan menjadi polusi cahaya yang tidak masuk akal.

Baca juga: Putra Elon Musk Diberi Nama X Æ A-12, Bagaimana Cara Bacanya?

Elon dan Starlink pada 27 April 2020 mengatakan telah mengembangkan warna khusus untuk satelit Starlink. Starlink mulai awal tahun 2020 telah dicat menggunakan pewarna yang meminimalisir pantulan cahaya, satelit ini diberi nama DarkSat. Kemudian pada peluncuran akhir Mei 2020 mendatang, Starlink akan dilengkapi dengan ‘payung’ penahan sinar matahari sehingga tidak menggangu proses observasi benda-benda langit yang dilakukan oleh teleksop di Bumi, satelit ini diberi nama VisorSat. (SFN)

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.