Jernih dan Mencerahkan

Soal Penanganan Banjir di Jakarta: Ahok Lebih Baik dari Anies

167

Kinipaham – Sejak dulu hingga kini, kawasan DKI Jakarta sulit terhindar dari banjir. Berbagai hal menjadi penyebab, mulai dari intensitas air hujan, tersumbatnya saluran pembuangan, meluapnya sungai, hingga daerah resapan air yang kurang banyak dan optimal.

Kendati banjir merupakan fenomena alam yang sulit dihindari, namun sebagian pihak menilai pemerintah setempat memegang peranan penting terkait pencegahan bencana. Sebab, melayani masyarakat serta membenahi infrastruktur wilayah yang dipimpin merupakan tanggung jawab pemangku jabatan.

Berkenaan dengan hal itu, lembaga survei Indo Barometer merilis hasil studi yang menunjukkan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok semasa menjadi Gubernur DKI Jakarta dianggap paling berhasil mengatasi banjir dan kemacetan yang menjadi permasalahan di Ibu Kota.

“Untuk masalah banjir, Gubernur Jakarta yang dianggap paling berhasil adalah Ahok (42 persen), disusul Joko Widodo (25 persen), dan Anies Baswedan (4,1 persen),” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, dilansir dari laman Antara, Jumat 20 Februari 2020.

Baca juga: Masuk Politik Lagi, Ahok Bicara Peluangnya jadi Presiden

Demikian pula untuk masalah kemacetan, Ahok juga dianggap paling berhasil mengatasinya, yakni 35,3 persen, disusul Jokowi (25,3 persen), dan Anies sebesar 8,3 persen. Namun, kata Qodari, untuk masalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, Jokowi yang dianggap publik paling berhasil.

Pada masalah pendidikan, Jokowi menempati posisi teratas sebesar 35,1 persen, disusul Anies (25,3 persen), dan Ahok sebesar 15,3 persen.

Soal kesehatan, Jokowi mendapatkan 35,7 persen, disusul Anies sebesar 20,4 persen, dan Ahok sebesar 17,8 persen. Sedangkan untuk ekonomi, Jokowi masih unggul dengan 33,8 persen, disusul Ahok (18,4 persen), dan Anies sebesar 18 persen.

Survei nasional itu dilakukan Indo Barometer pada rentan 9-15 Januari 2020 menggunakan metode ‘multistage random sampling’ dengan jumlah 1.200 responden dan memiliki “margin of error” lebih kurang 2,83 persen.

Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner, dengan syarat responden harus berwarga negara Indonesia yang telah berusia 17 tahun ke atas dan statusnya menikah.

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.