Jernih dan Mencerahkan

Sempat Besar, Mengapa Nokia Tumbang di Tangan Merek Lain?

938

Kinipaham.com – Merek teknologi asal Finlandia, Nokia, sempat memimpin pasar ponsel atau telfon genggam pada periode 2000-an awal. Sayangnya, memasuki dekade pertama di tahun milenium, penjualan mereka mulai terseok-seok dan berakhir pada kebangkrutan. Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Dilansir dari CNET, Rabu 15 Januari 2020, kabarnya salah satu penyebab Nokia tumbang di tangan merek lain, ialah karena keputusan mereka lebih memilih Windows dibandingkan Android sebagai sistem operasi. Otak di balik keputusan tersebut ialah mantan CEO yang menjabat saat itu, yakni Stephen Elop.

Stephen Elop saat sedang presentasi.
Stephen Elop saat sedang presentasi.

Buku berjudul ‘Operation Elop’ membahas sepak terjang Elop ketika menjadi CEO Nokia. Buku yang ditulis jurnalis asal Finlandia ini menilai pemilihan Elop merupakan kesalahan besar.

“Dengan berbagai standar pengukuran, Elop adalah salah satu CEO terburuk atau memang paling buruk. Elop adalah orang yang salah untuk memimpin Nokia. Ada orang lain yang seharusnya bisa menyelamatkan bisnis ponsel Nokia,” kata sang penulis buku, Pekka Nykänen dan Merina Salminen.

Baca juga: Belum Banyak yang Tahu, Ini Lho Hape Android Pertama Di Dunia

Di buku itu juga dituliskan, sebenarnya runtuhnya perusahaan raksasa tersebut tidak murni kesalahan satu orang. Namun, jika mengamati strategi serta keputusan yang Elop ambil selama menjabat, agaknya tak ada yang pantas disalahkan selain dirinya.

Buruknya performa Elop sebagai CEO Nokia bisa dilihat juga dari nilai perusahaan tersebut. Sehari sebelum Elop menjabat CEO, Nokia masih bernilai 29,5 miliar euro. Tiga tahun Elop memimpin, nilai Nokia jatuh hingga menjadi 11 miliar euro. Angka yang terbilang drastis untuk kepemimpinan yang sedemikian singkat.

Baca juga: Belum Banyak yang Tahu, Ini Makna di Balik Logo Apple

Puncaknya, Nokia dijual ke Microsoft dengan harga tergolong murah, yakni 5,4 miliar euro setelah mereka selalu gagal bersaing di pasar ponsel, utamanya smartphone. Padahal, jika saat itu mereka lebih memilih Android sebagai sistem operasi, bisa saja hal ini tak terjadi.

Nokia Lumia.
Nokia Lumia.

Bagaimana pun juga, Nokia yang sempat beberapa tahun memimpin pasar global kini harus kalah dari beberapa nama baru. Bahkan, perusahaan asal China yang dulu sempat diragukan, perlahan mulai mencuri ceruk pasar yang ditinggalkan Nokia.

Kendati sudah ‘kalah’, namun nama Nokia tentu tak bisa dihilangkan dari ingatan kita. Sebab pada masanya, perusahaan tersebut berhasil menelurkan beberapa produk yang terbilang unik dan canggih. Sebagian dari kita—terutama yang lahir di bawah tahun 2000—pasti pernah memiliki unitnya. (SFN)

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.