Jernih dan Mencerahkan

Pilihan Sneakers Lokal Kualitas Dunia, Harga di Bawah Rp1 Juta

509

Kinipaham – Seiring bergantinya zaman, tren fesyen terus berubah. Salah satunya terkait penggunaan sneakers. Kini, bukan hanya produk buatan luar negeri saja yang digemari, produk buatan lokal juga ramai diburu pembeli.

Belakangan, ada sejumlah merek sneakers lokal yang sedang berkembang dan kualitasnya tak kalah dengan produk impor, atau bahkan sedikit lebih baik.

Baca juga: Jangan Takut, Begini Tips Hemat Solo Traveling ke Korea Selatan

Harga produk lokal tergolong murah dan terjangkau, cocok untuk kalian yang hendak tampil keren, namun tak punya cukup dana untuk menebus produk impor. Lantas, merek sneaker lokal apa saja yang kualitasnya tergolong baik? Berikut kami hadirkan rangkumannya.

Sepatu Compass

Sepatu Compass yang sudah ada sejak 1998 itu kembali populer dengan siluet model terbarunya, Gazelle, yang didesain Aji Handoko Purbo. Sebelum model Gazelle ini dirilis, produk-produk Sepatu Compass sangat terinspirasi dari siluet Converse Chuck Taylor dan Vans Authentic.

Diketahui, dari bagian upper, sneakers ini terbuat dari material kanvas dengan stitching yang sangat rapih dan insole dibuat semenarik mungkin dengan motif branding Sepatu Compass. Dengan budget di bawah Rp500 ribu, kamu sudah bisa membeli salah satu produk dari merek kenamaan ini.

Wakai

Siapa yang mengira merek Sneakers ini adalah produk luar Indonesia? Desainnya yang unik dan berkualitas membuat banyak yang mengira Wakai adalah merek sneakers dari Jepang, lantaran menggunakan slogan “Made of Japan” yang terinspirasi dari lifestyle di Negeri Matahari Terbit.

Dari segi kualitas, Wakai menggunakan material-material modern, supaya tetap nyaman dipakai, sekaligus memiliki daya tahan untuk digunakan berkegiatan sehari-hari. Harganya pun terbilang murah, dengan dana di bawah Rp1 juta, kamu sudah bisa menebusnya.

Pijak Bumi

Sneakers merek ini menggunakan bahan kulit natural dan disamak dengan menggunakan ekstrak tumbuhan. Tumbuhannya bernama Kenaf, yang konon katanya bisa mengeluarkan oksigen delapan kali lebih banyak dibanding pohon lain.

Selain itu, sebagian materialnya juga menggunakan bahan recycle, seperti sol dari daur ulang ban bekas hingga latex. Produk ini tidak menggunakan bahan kimia. Nah, untuk proses pembuatannya hanya menggunakan mesin jahit kaki. Tujuannya, supaya proses pembuatannya lebih ramah lingkungan.

Untuk bisa tampil keren dan modis, namun tetap turut menjaga keramahan lingkungan, kalian cukup mengeluarkan dana sekira Rp500-650 ribu untuk menebus produk dari merek tersebut.

Piero

Sebelum dikenal seperti sekarang, merek yang pertama muncul di Yogyakarta ini bernama Urip atau hidup. Namun, mengingat kurang menjual, akhirnya ‘Urip’ penyebutannya dibalik menjadi Piru, dan tercetuslah nama Piero.

Kualitas produk ini tidak kalah dengan produk luar, mulai dari sol hingga inner sepatu. Piero merupakan produk lokal yang sudah mendunia, memiliki banyak desain menarik untuk digunakan, dan tentunya harga yang dipatok terbilang murah. Yakni, berkisar Rp150-600 ribu. Menarik sekali, bukan?

Ventela

Ventela diperkenalkan pada tahun 2017 oleh pemiliknya yang bernama William Ventela. Kabarnya, selama proses desain dan produksi, pengawasannya sangat ketat, sehingga melahirkan produk berkualitas baik.

Banyak yang mengira, sneakers besutan Ventela menjiplak produk Vans. Bahkan, sempat terjadi polemik yang cukup panjang. Namun, pihak mereka tak gentar, dan terus memproduksi sejumlah model hingga saat ini.

Salah satu yang menarik dari produk buatan Ventela, ialah sol bagian bawah sepatunya yang dipanggang supaya lebih kuat. Jadi, dijamin tidak mudah rusak. Harganya sendiri masih tergolong murah, yakni mulai dari Rp175-500 ribu.

Baca juga: Gokil, 15 Ribu Unit Poco X3 Ludes Terjual dalam 4 Menit

Selain itu, sebenarnya masih banyak lagi merek sneakers lokal lainnya, seperti Nah project, Geoff Max, Patrobas, dan lainnya. Soal kualitas? Jangan ditanya. Pasti bagus, dan tentu saja, banderolnya lebih terjangkau.

Jadi, mulai sekarang, yuk beli produk-produk buatan lokal. Soalnya, aku, kamu, dan kita semua, harus #BanggaPakaiBuatanIndonesia

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.