Kinipaham – Korea Utara memberikan pernyataan resmi melalui surat kabar nasionalnya bahwa Amerika Serikat tidak relevan untuk mengkritik Pemerintah Komunis China mengenai hak asasi manusia (HAM) setelah sebelumnya AS mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk memberantas protes anti rasisme di negaranya sendiri.
Artikel yang diterbitkan oleh surat kabar resmi Korea Utara mengutip staf departemen luar negeri Korea Utara yang mengkritik pernyataan dari Sekretaris Negara Amerika Serikat, Mike Pompeo.
Sebelumnya Pompeo menyebut bahwa aksi yang dilakukan Pemerintah China kepada warga Hong Kong dan Taiwan memiliki tujuan untuk menghancurkan idealisme Barat, demokrasi Barat, dan nilai-nilai Barat, ia juga menyebut aksi ini mengancam keamanan warga AS.
Pernyataan Pompeo berkaitan dengan Hong Kong, Taiwan, dan hak asasi dinilai sebagai pernyataan ‘omong kosong’ yang memfitnah pemerintahan Partai Komunis China (CCP).
“Pompeo yang secara aktif terlibat dalam aksi mata-mata dan konspirasi melengserkan negara lain terlalu bodoh dan buta untuk melihat bahwa hal sama sedang terjadi di negaranya,” tulis surat kabar itu.
Baca juga: Kabar Baik buat Kaum Jetset, 14 Negara Eropa Kembali Dibuka untuk Turis
Artikel itu menyebutkan bahwa demonstran di AS marah besar karena pemerintahannya dipenuhi oleh kaum rasis. Kemudian artikel tersebut menyatakan itu adalah realitas yang ada di AS sekarang, bahkan pemerintahan AS telah mengancam demonstran akan dibubarkan dengan kekuatan militer bila perlu.
Media Korea Selatan, Yonhap, mengatakan pernyataan tersebut adalah pertama kalinya Departemen Luar Negeri Korea Utara mengeluarkan surat resmi seperti ini semenjak Kim Jong-Un naik menjadi pemimpin pada 2011 lalu.
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.