Jernih dan Mencerahkan

Mengapa FIFA Lebih Disukai Ketimbang Pro Evolution Soccer?

332

Kinipaham Pro Evolution Soccer atau PES memang memiliki banyak peminat di Indonesia. Namun, di negara lain—terutama di kawasan Eropa dan Amerika—permainan tersebut kurang diminati. Sebab, pemilik konsol game setempat lebih memilih memainkan seri FIFA.

Bahkan, saat penjualan FIFA terus menanjak dari tahun ke tahun, PES justru harus melakukan rebranding dengan berganti nama menjadi e-Football. Lantas, yang menjad pertanyaannya, mengapa FIFA lebih disenangi gamer ketimbang PES?

Ilustrasi Main Game Bola FIFA.
Ilustrasi Main Game Bola FIFA.

Baca juga: Selamat Tinggal, Pro Evolution Soccer!

Peneliti bernama Andrei S. Markovits mengungkapkan pemikirannya yang dimuat dalam Journal of Sport in Society pada lima tahun silam. Hasil penelitian tersebut menjelaskan, FIFA menjadi judul game paling populer dan selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

“FIFA memungkinkan para penikmatnya berlama-lama di depan konsolnya dan selalu dinanti setiap tahunnya,” tulis Markovits pada jurnal bertaju ‘FIFA, the video game: a major vehicle for soccer’s popularization in the United States’, dikutip dari Natgeo, Minggu 8 Agustus 2021.

Konsistensi dalam menjaga identitas dengan tanpa mendesain ulang dan menambah berbagai fitur yang lebih kontekstual dan kekinian menjadi alasan kuat mengapa FIFA merajai industri video game di dunia.

Sementara pada penelitian bertajuk ‘Game Scenes: Theorizing Digital Game Audiences’ dalam Journal of Psychology in Sports, Garry Crawford dan Victoria K. Gosling mengatakan, secara grafis mungkin FIFA tak lebih baik dari PES. Namun, FIFA mampu memberi pengalaman dan suasana pertindangan yang jauh lebih nyata.

“FIFA memberikan simulasi yang membuat pemainnya dapat memainkan gim secara lebih riil dan kompleks, sehingga dapat merasakan menjadi bagian dari sepak bola profesional,” demikian ungkap Garry Crawford dan Victoria K. Gosling.

Keuntungan FIFA Lebih Besar dari PES

Diketahui, sejak pertama kali di rilis, kelebihan EA Sports dalam kecanggihan teknologinya telah mendesain FIFA ke dalam konsol game dengan fitur yang beragam.

Misalnya, lisensi pemain melalui face scan & motion style, klub, stadion, bahkan negara-negara yang bertanding. Tampilan visualnya seakan-akan mengajak para pamain gim tengah bertualang dalam nuansa persepakbolaan profesional—seperti sungguhan.

Itulah mengapa, tak heran seandainya FIFA meraup keuntungan besar. Bahkan, sejak pertama dirilis 28 tahun lalu, penjualan game tersebut telah menghasilkan keuntungan Rp313 triliun untuk EA Sports. Sementara pesaingnya, PES, sejak 27 tahun lalu hanya menghasilkan Rp3,7 triliun.

Jadi, kalian termasuk #TimFIFA atau #TimPES, nih?

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.