Kenapa Orang Percaya Teori Konspirasi?

Kinipaham – Sebagian kita mungkin pernah bertanya-tanya: Kenapa orang percaya teori konspirasi? Padahal, teori-teori tersebut umumnya bersifat dugaan, asumsi, dan pernyataan liar tanpa bukti ilmiah.

Misalnya saja, perdebatan mengenai bumi datar, Michael Jackson yang hingga kini masih hidup, Neil Amstrong dan Buzz Aldrin yang tak pernah mendarat di bulan, atau Adolf Hitler yang meninggal dunia di Garut. Hal tersebut, suka atau tidak, masih banyak dipercaya hingga sekarang.

Diketahui, istilah teori konspirasi atau conspiracy theory telah muncul di jurnal Psychology News edisi 1870 silam.

Pada periode 1960-an, istilah conspiracy theory diduga kuat sengaja dijadikan propaganda CIA untuk kepentingan tertentu.

Kenapa orang percaya teori konspirasi?
Kenapa orang percaya teori konspirasi?

Psikolog dari Universitas Goldsmith, London, Profesor Chris French mengatakan, teori konspirasi dapat dipercaya siapapun, dengan dimensi politik apa saja, juga lapisan kelompok sosial mana saja.

Mereka yang percaya teori konspirasi cenderung setuju bahwa ada “tanda-tanda” yang mengarahkan dunia ini menuju ke kekacauan. Mereka juga meyakini bahwa simbol-simbol seperti segitiga atau crop circle, telah sengaja dibuat sedemikian rupa demi tujuan tertentu.

Kenapa Orang Percaya Teori Konspirasi?

Menurut penelitian, teori konspirasi akan lebih mudah dipercayai tergantung pada tingkat pendidikan dan pendapatan seseorang. Orang-orang yang tidak memiliki pendidikan setaraf SMA 42% mempercayai setidaknya satu teori konspirasi di kehidupan mereka.

Angka tersebut kemudian turun pada mereka yang mengenyam bangku perkuliahan hingga 23% dibandingkan mereka yang berpendidikan di bawah SMA.

Ngobrol.
Ngobrol.

Selain itu, suatu penelitian yang dikerjakan pada 2017 lalu mengungkap, mereka yang berpendapatan US$47 ribu atau Rp693 juta per tahun cenderung lebih percaya teori konspirasi daripada mereka yang berpenghasilan US$63 ribu atau Rp930 jutaan per tahun.

Penelitian lain menyebut, teori konspirasi juga semakin mudah dipercayai lantaran adanya pengaruh kelompok atau teman sebaya.