Jernih dan Mencerahkan

Ilmuwan Uji Kebenaran Teori Black Hole Stephen Hawking, Ini Hasilnya

637

Kinipaham – Dari sejumlah teori yang pernah dicetuskan Stephen Hawking, black hole merupakan salah satu yang paling populer. Namun, hingga akhir hayatnya, teori yang pertama kali diajukan pada 1971 tersebut belum benar-benar bisa dibuktikan.

Namun, belakangan, pengujian teori black hole mengalami kemajuan. Bahkan, baru-baru ini, muncul penelitian berjudul Testing the Black-Hole Area Law with GW150914 yang dipublikasikan di Physical Review Letters. Penelitian tersebut merupakan hasil kolaborasi beberapa pihak dari institusi berbeda.

Baca juga: Lahirkan Banyak Teori, Mengapa Stephen Hawking Tak Pernah Terima Nobel?

Stephen Hawking. Foto: Skynews.
Stephen Hawking. Foto: Skynews.

Secara garis besar, penelitian tersebut berusaha mengonfirmasi teori tentang peristiwa black hole (lubang hitam) yang pertama kali dicetuskan Hawking. Teori tersebut memuat prediksi, bahwa luas permukaan horizon dari peristiwa black hole tak akan pernah berkurang, melainkan selalu bertambah.

Demi menguji kebenarannya, dilansir dari Tek,  penelitian dilakukan menggunakan alat GW150914 yang telah berlangsung sejak enam tahun silam. Para peneliti melakukan analisis atas hasil deteksi gelombang gravitasi yang diperoleh melalui GW150914.

Dari hasil tersebut, ditemukan bahwa area horizon dari black hole hanya dapat tumbuh lebih besar, alias tidak pernah mengecil.

Astrofisikawan dari Kavli Institute for Astrophysics and Space Research MIT yang mengepalai penelitian tersebut, Maximiliano Isi mengatakan, hasil penelitian panjang yang dikerjakan bersama timnya merupakan langkah awal dari upaya manusia memahami seluruh fenomena di alam semesta—terutama lubang hitam.

Mengingat baru di tahap awal, Isi memastikan, timnya masih membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk pengujian lanjutan.

Memahami Teori Black Hole Besutan Stephen Hawking

Diketahui, horizon bukanlah lubang hitam itu sendiri, melainkan radius kecepatan cahaya dalam ruang hampa yang dihasilkan singularitas dari black hole. Menariknya, GW150914 mendeteksi keberadaan dua black hole yang saling bertabrakan.

Keduanya kemudian berkumpul dan membentuk satu lubang hitam dengan horizon yang lebih besar. Menurut perhitungan Maximiliano Isi dan yang rekan-rekannya, dua black hole yang lebih kecil memiliki luas horizon dengan total 235.000 kilometer persegi. Setelah menyatu, black hole terakhir memiliki luas 367.000 kilometer persegi.

Hasil tersebut tentu menjadi perkembangan terbaru yang memberikan konfirmasi atas teori yang dikemukakan Hawking.

Secara perhitungan matematis, buah pikir kosmolog pengidap Amytotrophic Lateral Sclerosis (ALS) tersebut mendekati hasil benar. Namun, secara pengamatan, itu akan sulit sekali dikonfirmasi. Mengingat, lubang penuh misteri tersebut tak mudah diamati secara langsung.

Keterbatasan metode penelitian itu jelas harus perlu dikembangkan agar lebih dekat untuk mencapai tahap lanjutan di masa depan. Namun, meski demikian, hasil tersebut sudah terbilang lumayan dan diharapkan mampu membuka pintu-pintu penelitian baru.

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.