Hati-hati Cas HP di Fasilitas Publik, Rawan Peretasan!
Kinipaham – Saat ini, sejumlah fasilitas publik seperti stasiun kereta api, halte bus dan ruang tunggu telah dilengkapi port atau soket pengisian daya ponsel. Sehingga, masyarakat bisa dengan mudah melakukan pengecasan. Namun, tahukah kalian, cas HP di fasilitas publik ternyata tak sepenuhnya aman?
Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengingatkan masyarakat untuk tak sembarangan cas HP di fasilitas publik. Sebab, menurutnya, itu bisa mencegah modus pencurian data oleh peretas.
“Waspadai penggunaan fasilitas umum karena modusnya semakin nyata, pencurian data lewat pengisian data,” ujar Firman, dikutip dari Antara, Kamis (20/4).
Firman menjelaskan, akan sangat berbahaya apabila data di ponsel dibobol pelaku kejahatan siber. Data tersebut bisa disalahgunakan untuk hal-hal yang merugikan, mulai dari pemalsuan identitas hingga pembobolan rekening.
Dia pun meminta masyarakat untuk lebih menjaga ponsel mereka, dengan tidak sembarang menghubungkan ke perangkat yang tidak aman, seperti fasilitas pengisian daya publik.
“Jadi, harus waspada dan berhati-hati. Ketika ponsel teretas data pribadinya, itu mereka (peretas) bisa masuk lebih dalam mulai dari penyalahgunaan identitas, mencari sumbangan, hingga mengeruk rekening kita sampai kering,” kata dia.
Hati-hati Cas HP di Fasilitas Publik
Sebelumnya, FBI mengingatkan konsumen untuk tidak menggunakan stasiun pengisian daya umum, pasalnya penipu dapat menginfeksi mesin-mesin tersebut dengan malware dan mencuri data mereka.
Dalam peringatan yang baru dirilis, pejabat FBI meminta pelanggan untuk menghindari penggunaan port pengisian USB umum di bandara, pusat perbelanjaan, dan hotel, dengan mengingatkan peretas bisa menggunakan kesempatan itu untuk mengakses ponsel atau tablet seseorang.
“Pelaku jahat telah menemukan cara untuk menggunakan port USB umum untuk memasukkan malware dan perangkat lunak pemantauan ke perangkat,” kata kantor FBI Denver di Twitter, baru-baru ini.
Praktik yang dikenal sebagai juice jacking pertama kali diperkenalkan pada tahun 2011, setelah para peneliti membuat stasiun pengisian untuk menunjukkan potensi peretasan di kios-kios tersebut.
Belum jelas seberapa umum juice jacking terjadi, dengan sedikit laporan taktik pencurian malware tersebut secara publik.
Namun, para ahli telah memperingatkan bahwa akses penuh ke ponsel seseorang melalui juice jacking bisa berarti peretas memiliki akses ke data pribadi, termasuk informasi kartu kredit. Data tersebut bisa dijual kepada pelaku kejahatan lainnya.
Pelanggan dianjurkan membawa kabel USB mereka sendiri dan menyambungkannya ke stop kontak atau ke pengisi daya portabel.
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.