Jernih dan Mencerahkan

Dokter Urai Mengapa Wanita Lebih Berisiko Osteoporosis Ketimbang Pria

252

Kinipaham – Saat memasuki usia senja, biasanya tulang manusia mulai mengalami sejumlah masalah. Salah satu penyakit yang kerap menghantui masa tua adalah osteoporosis.

Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan reumatologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD-KR, memastikan, dalam sejumlah kasus, ostoperosis lebih sering menyerang wanita ketimbang pria.

“Ada faktor risiko yang tidak bisa diubah, misalnya jenis kelamin. Wanita lebih gampang terkena osteoporosis,” ujar dr. Faisal dalam talkshow virtual “Take Action for Bone Health: Kalsium, Tulang Sehat, dan Imunitas di Masa Pandemi”, yang digelar Kalbe Farma, dikutip Antara, Sabtu 9 Oktober 2021.

Ilustrasi wanita osteoporosis.

Lebih jauh, dr. Faisal menjelaskan, hal tersebut disebabkan perbedaan hormon antara wanita dan pria. Pada wanita, ada hormon estrogen yang berfungsi untuk mencegah keropos tulang. Namun, tambahnya, seiring bertambahnya usia, wanita akan mengalami menopause di mana indung telur atau ovarium tidak lagi memproduksi sel telur dan hormon estrogen.

“Sehingga wanita yang sudah menopause sangat mungkin untuk mengalami pengeroposan tulang,” terangnya.

Bukan hanya disebabkan hormon, risiko osteoporosis yang lebih tinggi pada wanita juga bisa dipicu struktur tulang yang 30 persen lebih sedikit dibanding pria. Menariknya, dia juga menyebut, orang Asia lebih mudah terkena penyakit tersebut.

“Jadi orang Asia lebih mudah kena daripada bule. Itu berdasarkan kondisi yang diamati pada populasi, ada penelitiannya,” tegasnya.

Adapun faktor risiko osteoporosis yang bisa diubah, kata dr. Faisal, adalah gaya hidup termasuk asupan gizi dan penyakit yang diderita seperti gula, ginjal, autoimun, dan penyakit jantung.

Osteoporosis Tak Bisa Dianggap Remeh

Ilustrasi wanita osteoporosis.

Osteoporosis, kata dr. Faisal, termasuk silent disease karena sering kali tidak memiliki gejala sampai patah tulang pertama terjadi. Sehingga, bagi wanita berusia di atas 65 tahun dan pria di atas 70 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dengan penapisan atau Bone Mineral Density (BMD) untuk mengevaluasi kepadatan massa tulang.

“Yang lebih muda juga boleh dilakukan penapisan jika memiliki kondisi yang menyebabkan peningkatan risiko kehilangan massa tulang,” tuturnya.

Meski demikian, menurutnya, salah satu faktor penting untuk mencegah osteoporosis adalah dengan selalu memperhatikan asupan gizi dalam tubuh seperti kalsium dan vitamin D untuk menjaga kepadatan tulang.

“Kalsium tidak akan langsung masuk ke tulang, harus diserap dulu. Nah, vitamin D akan membantu penyerapan kalsium,” kata dia.

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.