Kinipaham – Pemerintah Singapura hari ini, Sabtu 2 Mei 2020, menyatakan akan segera menurunkan status lockdown seiringan meredanya wabah Covid-19 di negaranya, langkah ini merupakan awal dari serangkaian kebijakan yang akan diambil demi membuka pusat bisnis.
Beberapa aktivitas yang akan diperbolehkan per tanggal 12 Mei 2020 antara lain bisnis kecil berbasis rumahan, jasa cuci pakaian, dan barbershop. Lalu pada 19 Mei 2020 sekolah sudah boleh membuka aktivitas belajar mengajar dengan syarat murid yang berada di ruang kelas hanya dalam jumlah sedikit.
Baca juga: Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Bakal Kembali Dibuka
Bisnis lainnya akan dibuka secara bertahap tergantung pada seberapa penting dan seberapa besar kemungkinan penularan Covid-19 di bidang bisnis tersebut.
Singapura mengalami resesi ekonomi terbesar dalam 50 tahun terakhir akibat dari kebijakan “Circuit Breaker” yang dijadwalkan akan berlaku hingga awal Juni 2020. Kebijakan Circuit Breaker ini mewajibkan kantor-kantor dan tempat bisnis lainnya tutup sementara.
Singapura menjadi salah satu negara di Asia dengan kasus Covid-19 paling banyak. Hal itu terjadi lantaran lingkungan hidup yang padat. Pada Jumat, 1 Mei 2020 kemarin, Singapura melaporkan 932 kasus baru Covid-19, secara total Singapura memiliki 17.101 kasus dengan kasus kematian sebanyak 16 kasus.
Reuters menyebut Pemerintah Singapura akan memasang sistem verifikasi kehadiran SafeEntry untuk memantau berapa banyak pekerja yang akan masuk ke dalam pusat-pusat perkantoran dan bisnis. SafeEntry dinilai akan mempermudah pemerintah untuk melacak pekerja yang masuk dan siapa yang melakukan kontak dengannya.
“Meski kami akan membuka lockdown secara bertahap bukan berarti kami akan menurunkan tingkat siaga kami. Kita masih berperang melawan virus ini agar tidak terjadi gelombang kedua,” tutup Perdana Mentri Singapura, Lawrence Wong kepada Reuters.