Catat! Nyeri Haid Tak Selalu Akibat Endometriosis
Kinipaham – Nyeri yang terjadi saat haid tidak selalu disebabkan endometriosis. Setidaknya hal tersebut yang diungkapkan Dokter Spesialis Obstetrisian dan Ginekolog (Obgyn) dari Brawijaya Hospital Antasari dr. Mohammad Haekal, SpOG.
“Yang perlu dimention pertama, nyeri haid itu nggak semua karena endometriosis. Cuma yang perlu kita perhatikan adalah nyeri yang seperti apa yang harus diwaspadai. Nyeri yang mengganggu aktivitas. Jika dia mengganggu aktivitas, ini perlu mendapatkan concern,” ujar dr Haekal, dikutip Kinipaham dari Antara, Minggu 4 September 2022.
Endometriosis sendiri merupakan gangguan pada sistem reproduksi wanita yang disebabkan jaringan dari lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rongga rahim. Haekal juga menjelaskan bahwa nyeri sebelum haid juga merupakan hal yang tidak normal.
Kondisi itu disebut dengan dismenore sekunder atau nyeri perut bagian bawah saat menstruasi disertai adanya kelainan atau penyakit pada panggul. Itulah mengapa, kondisi ini juga perlu diwaspadai para wanita.
“Kalau satu dua hari sebelum darah haid keluar sudah terasa sakit, itu khas pada nyeri haid yang sekunder. Maksudnya yang ada penyebabnya. Dia biasanya munculnya sesaat sebelum haid, sebelum keluar darah nih, saat haid dan sesaat setelah haid. Dan itu nggak normal,” jelasnya.
Jika mengalami nyeri haid, Haekal menyarankan untuk mengonsumsi obat haid. Dia juga menegaskan bahwa mengonsumsi obat anti nyeri saat haid tidak menyebabkan kecanduan. Itulah sebabnya, meminum obat anti nyeri juga dapat dilakukan sebagai pertolongan saat merasakan nyeri haid.
“Justru kalau ada nyeri, kita harus hilangkan nyerinya. Selain itu kita juga harus hilangkan penyebab nyerinya. Jadi kalau merasa nyeri haid, itu harus distop. Atau kalau tidak distop, nyerinya akan merubah komponen otak kita sehingga kita akan lebih mudah menerima nyeri. Batas toleransi nyerinya nanti akan berubah. Itu yang harus dihindari,” kata Haekal.
Terakhir, jika nyeri haid sudah mengganggu aktivitas dan tidak hilang setelah minum obat anti nyeri, Haekal menyarankan agar pasien dapat langsung mengunjungi dokter untuk dapat memeriksakan diri. Dengan demikian, pasien tidak mengalami keterlambatan diagnosis dan penanganan.
Ruangan komen telah ditutup.