Siapa yang tak mengenal sosok BJ Habibie. Beliau adalah salah satu tokoh nasional yang berkontribusi besar dalam perjalanan bangsa Indonesia. Yuk, cari tahu keteladanan dari beliau yang bisa kita contoh dalam uraian biografi BJ Habibie.
Baharudin Jusuf Habibie atau BJ Habibie dikenal sebagai presiden ketiga Republik Indonesia. Beliau menjadi presiden Indonesia dengan masa jabatan tersingkat, yaitu 17 bulan, tepatnya dari tanggal 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999 menggantikan Presiden Soeharto.
Bukan hanya dikenal sebagai tokoh politik, BJ Habibie merupakan seorang teknokrat yang besar jasanya dalam industri penerbangan di dunia. Beragam hak paten telah beliau raih karena kejeniusannya.

Berkat hal itu juga, beliau mendapat julukan sebagai Mr. Crack karena temuan teori crack yang bermanfaat dalam perkembangan pesawat hingga saat ini.
Biografi BJ Habibie: Rudy Kecil
Presiden Habibie lahir di Pare-pare Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936 dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya merupakan seorang ahli di bidang pertanian, sedangkan sang Ibu merupakan dokter spesialis mata.
Habibie kecil sering dipanggil dengan nama Rudy. Beliau dikenal sebagai penyendiri yang hobi membaca buku. Meskipun demikian, beliau juga aktif bertanya tentang apa pun yang ingin diketahuinya.
Biografi BJ Habibie: Riwayat Pendidikan
Di usianya yang baru 14 tahun, tepatnya pada 1950, sang Ayah meninggal dunia. Tak berselang lama, Habibie pergi merantau ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Sejak SMA, beliau sudah dijodoh-jodohkan dengan Ainun karena dianggap sebagai murid yang sama pintarnya.
Setelah lulus dari SMA, Habibie melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi Universitas Indonesia Bandung (sekarang ITB) ke Fakultas Teknik. Disana, beliau hanya menempuh pendidikan selama 1 semester saja.
Dengan biaya dari sang Ibu, Habibie memutuskan berkuliah di studi Teknik Penerbangan, Spesialisasi Konstruksi Pesawat Terbang di RWTH Aachen, Jerman Barat dari tahun 1955-1965. Di sana, beliau menerima gelar Diploma Insinyur pada 1960 dan gelar Doktor Insinyur pada 1965 dengan predikat Summa Cumlaude.
Tak hanya berprestasi dalam pendidikannya, Habibie juga aktif dalam berorganisasi. Beliau sempat menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Aachen.
Biografi BJ Habibie: Perjalanan Karier
Setelah lulus S3, Habibie sempat bekerja di Jerman sebagai Kepala Penelitian dan Direktur Teknologi di MBB, Hamburg.
Pada tahun 1973, tepatnya di usia yang ke 37 tahun, Habibie kembali ke Indonesia atas mandat dari presiden Soeharto. Di Indonesia, Presiden Habibie sempat menduduki jabatan bergengsi antara lain menjadi Dirut Pertamina, Dirut IPTN Dirgantara Indonesia, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek). Bahkan, jabatan Menristek ia emban sampai 3 kali masa jabatan (1983, 1988, dan 1993).

Karier politik presiden Habibie tidak semulus pada saat ia bekerja di Jerman. Berbagai pro kontra turut mewarnai atas jabatan presiden yang ia emban menggantikan Presiden Soeharto.
Presiden Habibie sangat berjasa dalam kebebasan pers setelah masa suram orde baru. Kebebasan pers ditandai dengan terbitnya UU No. 40 tahun 1999 tentang pers.
Di era pemerintahannya, beliau berhasil melaksanakan Pemilu 1999 sebagai pemilu demokratis pertama pasca orde baru yang berasas Luberjurdil. Pemilu ini diikuti oleh 48 partai politik dengan tingkat partisipasi pemilih yang tinggi mencapai lebih dari 92%.
Presiden Habibie turut memprakasai Bank Indonesia (BI) yang independen agar lebih fokus mengurusi perekonomian. Sayangnya, pemerintahan beliau mendapat kritik tajam akibat lepasnya Timor Timur dari Indonesia di tahun 1999.
Setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR, Habibie memutuskan untuk tidak lagi mencalonkan diri sebagai presiden.
Biografi BJ Habibie: Tutup Usia
Pada 11 September 2019, Presiden Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto karena gagal jantung. Beliau meninggal dalam usia 83 tahun. Presiden Habibie dimakamkan tepat di samping makam mendiang istrinya di Taman Makam Pahlawan Kalibata slot 120, Jakarta.